Pos oleh :

PSPK UGM

Sekilas tentang Perpustakaan PSPK UGM

JAM BUKA PELAYANAN

  • Hari Senin – Kamis : pukul 08.00-12.00 WIB dan pukul 13.00-15.30 WIB
  • Hari Jumat : pukul 08.00-11.00 WIB dan pukul 13.00-15.30 WIB
  • Hari Sabtu dan Minggu : libur

PELAYANAN PEMINJAMAN

Pelayanan dengan sistem terbuka, yaitu pengunjung diperbolehkan mengambil buku dalam rak sesuai dengan apa yang diinginkan. Pengunjung diperbolehkan meminjam buku teks atau koleksi khusus dengan jangka waktu peminjaman 3 – 5 hari kerja dengan syarat meninggalkan kartu identitas yang masih berlaku. Maksimal buku atau koleksi yang boleh dipinjam sebanyak 3 buah.

Automasi Komputer

Pelayanan pencarian buku selain dengan sistem manual (mencari buku-buku langsung di dalam rak) juga sudah menggunakan komputer sebanyak 2 unit yaitu dengan menggunakan program CDS ISIS. Jika pengunjung belum bisa menggunakan program tersebut akan dipandu oleh petugas perpustakaan.

Buku-buku Terbitan PSPK

Rakyat Tani Miskin: Korban Terorisme Pembangunan Nasional

Buku ini membahas mengenai realitas yang terjadi bahwa upaya pembangunan yang dilakukan dengan tujuan pemberdayaan ternyata menyublim menjadi pemerdayaan, pendekatan bottom up juga  acap kali berhenti mboten up, dan subsidi bagi RTM, rakyat tani miskin, mudah berubah wajah menjadi ajang korupsi. Partisipasi publik sudah teramat sering diseret ke mobilisasi semata. Sementara itu, konsultasi publik tidak pernah jalan kecuali indoktrinasi belaka. Dunia sungguh semakin tidak jelas arahnya.

 
 

Mencari Model Pemecahan Masalah Hubungan Industri Pertambangan Dengan Masyarakat Sekitar (Prosiding Lokakarya)

Dalam suatu aktivitas yang penting untuk mencari model pemecahan masalah hubungan industri pertambangan dengan masyarakat sekitar melalui satu lokakarya, maka prosiding yang diterbitkan menjadi buku ini menjadi salah satu dokumentasi atas upaya tersebut. Diharapkan buku ini dapat menjadi acuan bagi kelanjutan aktivitas guna mewujudkan hubungan yang harmonis dan saling menguntungkan.

 
 

Pengelolaan Prasarana Pengairan Konstruksi dengan Pola Kemitraaan Usaha Antara pemerintah dan Masyarakat (Prosiding Lokakarya)

Dalam catatan sejarah diketahui bahwa masyarakat selalu terlibat dalam pembangunan dan pengelolaan prasarana pengairan. Bahkan dalam irigasi desa seluruh prasarana dibangun dan dimiliki dan dikelola oleh masyarakat sendiri tanpa keterlibatan pemerintah. Keterlibatan pemerintah dalam pembangunan pengairan dimulai sejak akhir abad 19 sejak pemerintah kolonial Belanda membangun sistem irigasi secara besar-besaran untuk perkebunan tebu dan tembakau dan terus berlangsung sampai masa kemerdekaan.

 
 

Komunikasi & Kaderisasi Dalam Pembangunan Pedesaan

Buku ini memuat rangkuman masalah-masalah komunikasi, pelbagai penyuluhan, pengembangan kader sebagai agen pembangunan berdasarkan riset yang telah dilakukan oleh PSPK UGM. Dalam rangka pembangunan Indonesia fungsi media dalam komunikasi pembangunan dianggap umum sangat vital sehingga dalam pelbagai sektor telah dilakukan daya upaya untuk memfungsionalisasikan perbagai sistem komunikasi beserta medianya untuk menopang serta memperlancar proses pembangunan.

 
 

Hutan, Perladangan dan Pertanian Masa Depan

Beberapa tulisan yang aktual terutama menyangkut aneka permasalahan kehutanan sosial dan perladangan, yang dalam dua tahun terakhir menjadi fokus penelitian PSPK disajikan dalam buku ini. Permasalahan perhutanan sosial cukup penting implikasinya bagi kebijakan pembangunan hutan di amsa depan, karena menyangkut peranan negara dan swasta dalam mengeksploitasi sumberdaya alam.

 
 

Kajian Pembangunan Pertanian Abad ke-21 “Sistem Pertanian Berkebudayaan Industri dan Strategi Operasional Repelita VII”: Kebijakan Umum Pembangunan Pertanian dan Strategi Operasional pada Agrosistem sawah

Meskipun laju industrialisasi dalam pembangunan berlangsung pada pertumbuhan yang cukup tinggi, tidak dapat dipungkiri bahwa pertanian akan tetap menjadi sektor yang penting dalam kehidupan bangsa Indonesia. Peran sektor pertanian terhadap ekonomi negara terbukti penting terutama untuk menyediakan pangan, menyediakan lapangan kerja, menyediakan bahan baku untuk industri, menghasilkan devisa dan mengentaskan kemiskinan.

 
 

Riau Menatap Masa depan

Buku ini membahas beberapa topik yang besar peranannya bagi perkembangan masyarakat Riau di masa yang akan datang terutama sektor-sektor ekonomi – diantaranya adalah perminyakan, kehutanan, dan perkebunan. Sektor ekonomi tradisional seperti perikanan dan permasalahan pembinaan suku-suku yang disebut “suku terasing” tidak luput juga di ulas. Sebuah bacaan bermutu untuk studi pembangunan.

 
 

Kapas: Kajian Sosial Ekonomi

Dewasa ini perkembangan industri tekstil Indonesia melaju pesat namun dipihak lain produksi kapas amat lambat perkembangannya. Ketimpangan laju perkembangan tersebut mengakibatkan ketergantungan industri tekstil kita terhadap serat kapas import amat tinggi. Hingga akhir 1987, sekitar 97 % kebutuhan serat kapas dalam negeri harus import. Ketergantungan terus-menerus terhadap kapas import tersebut sudah barang tentu tidak menguntungkan bagi perkembangan industri tekstil nasional, bahkan akan mengganggu ketahanan nasional.

 
 

Rencana Sosial Penutupan kawasan Pengelolaan Daerah Tailing dan Sekitarnya di Wilayah PT Freeport Indonesia

Keberadaan kawasan operasi perusahaan pertambangan dapat dipandang sebagai suatu tindakan pengusikan kawasan yang lazimnya merupakann daerah terpencil, dengan segala macam bentuk dampak yang sangat berarti bagi masyyarakat yang telah bermukim dan berada dalam kawasan tersebut. Perbedaan tingkat sosio-kultural antara komunitas perusahaan pertaambangan sebagai pendatang dan masyarakat asli dapat menjadi pemicu munculnya jarak-jarak sosio-kultural di antara keduanya. Pengaruh keberadaan perusahaan pertambangan selama operasi akan berlanjut dengan pengaruh ketidakhadiran pertambangan seusai aktivitas produksi. Berangkat dari hal itu, PT Freeport telah melakukan beberapa kegiatan perencanaan dan persiapan untuk kepentingan masyarakat tersebut.

 
 

Studi Penyusunan Garis-Garis Besar Panduan Program Livelihood

Dalam beberapa tahun terakhir PLAN Indonesia telah menerapkan program Livelihood di beberapa wilayah di Indonesia. Melalui program ini PLAN Indonesia berusaha membantu mengupayakan kemampuan ekonomi rumah tangga dalam memenuhi kebutuhan secara berkelanjutan. Agar pelaksanaan kegiatan tersebut dapat memberikan hasil yang lebih optimal diperlukan informasi menyeluruh tentang kegiatan sosial ekonomi masyarakat setempat. Berkaitan dengan hal tersebut studi ini dilaksanakan.

 
 

Seri Warta Pedesaan Edisi Khusus: Bunga Rampai Pemikiran Pedesaan 2002-2008

Buku seri Warta Pedesaan ini berisi kumpulan makalah Seminar Bulanan yang merupakan pemikiran dari para pakar berbagai disiplin ilmu dan memiliki focus of interest pada masalah pedesaan di Indonesia. Ragam persoalan yang membelit masyarakat pedesaan jelas memerlukan banyak perhatian dan pemikiran agar dapat diperoleh solusi alternatif yang sesuai dengan kebutuhan, aspirasi dan harapan mayarakat pedesaan. Menjaga untuk selalu dekat dan memberikan apa yang diharapkan oleh masyarakat nampaknya merupakan slogan yang sesuai dengan visi dan misi PSPK UGM saat ini maupun di masa yang akan datang.

 
 

Studi Resettlement Waduk Banyuripan

Dalam rangka pelaksanaan pembangunan waduk banyuripan perlu adanya pengkajian khusus yang mendalam terutama dari aspek sosial. Aspek sosial tersebut sangat penting mengingat pengalaman selama ini beberapa proyek pembangunan yang dilaksanakan oleh pemerintah mengalami berbagai kendala. Permasalahan sosial menjadi faktor dominan dalam pelaksanaan pembangunan, termasuk rencana pembangunan waduk Banyuripan tersebut.

 
 

Studi Produk Perundang-Undangan yang Berkait dengan Masalah Kemiskinan

Menurut Bank dunia tingkat kemiskinan di Indonesia mencapai 60 persen, sedangkan menurut pemerintah Indonesia lebih kecil yaitu 18 persen. Namun demikian tidak perlu dipungkiri bahwa imbas krisis berkepanjangan yang mendera Indonesia adalah melonjaknya penduduk miskin menjadi lebih dari 40 persen. Realitas tersebut menunjukkan bahwa setelah sekian dekade Indonesia merdeka, pemerintah yang dibentuk belum amapu menjamin kesejahteraan warganya. Studi pustaka ini berusaha untuk membuka wacana bersama tentang perundang-undangan yang selama ini ada, bentuknya berupa analisis tentang berbagai kelemahan dan keberpihakannya terhap masalah kemiskinan.

 
 

Etos Kerja dan Kohesi Sosial

Kesimpulan daam buku ini tidak sekedar membenarkan tesis Weber dalam Protestant Ethik and Spirit of Capitalism bahwa etos kerja suatu etnik atau bangsa sangat dipengaruhi oleh kepercayaan yang mereka anut, tetapi lebih dari itu bahwa etos kerja juga merupakan fenomena sosiologis yang sangat dipengaruhi oleh fungsi-fungsi ekonomis.

 
 

Etika Partai Politik: Berbeda Baju Bukan Berarti Musuh

Pengalaman pahit Pemilu di bawah kekuasaan Orde Baru yang penuh kecurangan, ketidakadilan dan kekerasan, menjadikan trauma tersendiri dalam pelaksanaan Pemilu 1999. Oleh karenanya wajar apabila banyak kalangan merasa pesimis terhadap penyelenggaraan Pemilu 1999. Praktek kekerasan dalam Pemilu itu sesungguhnya hanya mencerminkan ketidakpercayaan diri, kekalutan dan ketakutan. Sejarah membuktikan bahwa kekerasan tidak akan memberi penyelesaian yang lama, melainkan hanya akan menimbulkan dendam politik yang selalu berjaga setiap saat.

Pancasila dan Implementasinya dalam Pandangan Masyarakat Pedesaan

Pada hari Kamis tgl 25 Februari 2010 di PSPK UGM dilaksanakan seminar setengah hari dengan topik “Pancasila dan Implementasinya dalam Pandangan Masyarakat Pedesaan”. Seminar menghadirkan dua orang narasumber yaitu Bapak E. Suharjendro dan Bapak Y.S Murdowo, dua orang warga masyarakat pedesaan yang memiliki kepekaan batin dalam melihat situasi dan kondisi bangsa Indonesia saat ini, khususnya dalam penghayatan dan pengamalan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, dan dua orang akademisi yang bertindak sebagai pembahas, yaitu Arie Sujito (dosen Sosiologi UGM) dan Sindung Tjahyadi (Kepala Pusat Studi Pancasila), dengan moderator Drs. Suharman, M.si, wakil kepala Pusat Studi Pedesaan dan Kawasan UGM (PSPK UGM).>

E. Suharjendro yang merupakan seorang budayawan dan tinggal di daerah pedesaan Kabupaten Bantul telah menuangkan keresahan hatinya terkait dengan situasi dan kondisi bangsa Indonesia saat ini dalam sebuah tembang mocopat (lagu Jawa) yang berjudul “Murcane Pancasila”. Di dalam lagu tersebut, ia menyatakan bahwa situasi dan kondisi bangsa Indonesia saat ini telah jauh dari nilai-nilai Pancasila. Pancasila yang telah disepakati oleh seluruh bangsa Indonesia sebagai dasar negara, yang berarti menempatkannya menjadi pedoman hidup seluruh rakyat Indonesia, ternyata pada saat ini secara diam-diam telah ditinggalkan. Meskipun di setiap kantor pemerintahan hingga saat ini masih dipasang gambar burung garuda namun keberadaannya sebatas sebagai hiasan belaka. Sebagi bukti, banyak pejabat negara yang masih melakukan Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN) dan banyak warga masyarakat yang hidup dengan sesuka hati, tanpa peduli pada aturan yang berlaku dalam masyarakat.

Secara karikatural, E. Suharjendro melihat bahwa Pansila sebagai dasar negara Indonesia telah hilang diganti dengan Pancamurka. Sila pertama, Ketuhanan yang Maha Esa telah diganti dengan Keuangan yang Maha Kuasa, sila kedua Kemanusiaan yang Adil Dan Beradap telah diganti dengan Kemanusiaan yang Zalim dan Biadap, sila ketiga Persatuan Indonesia telah diganti dengan Perpecahan Indonesia, sila keempat, Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan telah diganti dengan Kerakyatan yang Dipimpin oleh Kekerasan dan Penipuan dalam Permusyawaratan Perwakilan, dan sila kelima, Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia diganti dengan Kezaliman Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia.

Sepemahaman dengan E. Suharjendro, YS Murdowo sebagai penyaji kedua juga melihat hal yang sama dengan apa yang dilihat oleh penyaji pertama, bahwa pada saat ini Bangsa Indonesia telah meninggalkan nilai-nilai Pancasila dan diganti dengan nilai-nilai lain yang bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila. Sebagai seorang pelukis, YS Murdowo menuangkan hasil pengamatannya dalam sebuah lukisan yang berjudul “Garuda Biru”. Sebuah lukisan yang menggambarkan bagaimana burung Garuda yang nerupakan lambang negara telah tersingkir dari posisi sentral kehidupan bangsa Indonesia dan diganti dengan nilai-nilai lain. Sang pelukis menggambarkan burung garuda dalam ukuran yang sangat kecil, berwarna biru dan berada di bawah. Sangat kontras dengan gambar burung-burung lain yang berukuran besar dan berada di atas. Warna biru menggambarkan bagaimana Pancasila sebagai dasar negara telah mengalami banyak luka diakibatkan oleh masuknya nilai-nilai baru dalam kehidupan bangsa Indonesia yang bertolak belakang dengan nilai Pancasila, posisi bawah menggambarkan bagaimana nilai-nilai Pancasila telah tersingkir, telah diabaikan oleh rakyat Indonesia karena mereka lebih senang untuk menganut nilai-nilai baru yang sebenarnya bertentangan dengan nilai-nilaiPancasila.***(dc)

Pelatihan

Kegiatan penelitian yang sangat bertumpuk menghasilkan berbagai topik pemikiran akan berbagai bidang keilmuan dan sangat erat dengan kehidupan sehari-hari yang terlihat ketika para staf peneliti melakukan kegiatan di lapangan. Teori metodologi dan realitas lapangan memperkaya khasanah wawasan P3PK (sekarang PSPK,red.) sehingga ada keinginan untuk berbagi dengan khalayak yang diwujudkan dengan program pelatihan, baik mandiri maupun bekerja sama dengan instansi tertentu seperti Departemen Tenaga Kerja RI, Departemen Pertanian RI dan lembaga swadaya masyarakat.

Pelatihan-pelatihan yang pernah dilakukan antara lain Program Pelatihan Tenaga Kerja Mandiri Profesional. Pelatihan yang berlanjut hingga 4 (empat) gelombang ini bekerja sama dengan Departemen Tenaga Kerja dengan tujuan mempersiapkan tenaga profesional mandiri yang diharapkan mampu menciptakan lapangan pekerjaan dengan cara wiraswasta. Selain itu, pelatihan lapangan yang bertujuan untuk membina hubungan dengan masyarakat seringkali diadakan oleh P3PK (sekarang PSPK,red.) , bekerjasama dengan Kanwil Pertanian DIY, BIPP, Kanwil Koperasi, dan masih banyak lagi.

Desa Mandiri Pangan

Riset “Kajian Pemodelan Desa Mandiri Pangan di Propinsi DIY” adalah kegiatan riset yang saat ini sedang dijalani oleh staf peneliti di PSPK UGM dengan bapak Prof Mochammad Maksum sebagai ketua timnya. Riset yang didanai dari dana DIPA UGM tahun Anggaran 2009 ini kegiatannya dimulai pada pertengahan bulan Maret 2009 saat ini telah memasuki tahap field work.

Riset ini dilatarbelakangi oleh keadaan dimana pemerintah sedang menghadapi persoalan ekonomi termasuk persoalan ketahanan pangan. Meskipun pemerintah telah melakukan beberapa kebijakan yang mendukung ketahanan pangan seperti memperhatian pada dua unsur utama ketahanan pangan yaitu sisi permintaan dan sisi penawaran, mensosialisasikan keragaman pangan dan melakukan kampanye kepada masyarakat bahwa gizi seimbang merupakan tuntutan kebutuhan dasar, namun kondisi pangan pada tingkat rumah tangga dan komunitas belum bisa tercover karena adanya kebijakan-kebijakan tersebut di atas. Dari kondisi tersebut, memunculkan upaya pentingnya mengembangkan konsep Desa Mandiri pangan dengan latar belakang pemikiran bahwa desa merupakan unit pemerintahan yang paling dekat dengan kebutuhan rumah tangga.

Lokasi yang diamati adalah desa yang mewakili karakteristik desa pesisir, desa lahan kering, desa dataran tinggi, desa hutan dan desa sawah. Selain data sekunder yang diperoleh dari review berbagai kajian, sumber informasi utama yang relevan dengan studi ini diperoleh melalui data primer yang dikumpulkan pada field work melalui Rapid Rural Appraisal, wawancara mendalam dengan nara sumber, survai rumah tangga kepada 200 orang responden serta Participatory Rural Appraisal. Karakteristik Desa Datarang tinggi di Desa Wukirsari Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman menjadi lokasi pertama untuk diteliti. Setelah melakukan serangkaian persiapan lapangan pada awal bulan April ini, tim peneliti pada tanggal 20 April akan mulai melakukan survai dengan instrumen penelitian berupa kuisioner di desa tersebut.

Visi & Misi

Pusat Studi Pedesaan dan Kawasan  Universitas Gadjah Mada  (PSPK UGM)  merupakan lembaga yang bernaung di bawah Universitas Gadjah Mada. PSPK UGM mengemban misi dan komitmen terhadap pengembangan pedesaan serta memiliki kompetensi yang tinggi untuk memainkan peranan yang spesifik dalam mengakomodasi pelbagai disiplin ilmu yang saling berkaitan yang mendukung studi-studi tentang pengembangan pedesaan dan kawasan melalui Pusat Studi ini. Dengan demikian, lembaga ini mengemban misi strategis untuk membantu pemerintah dan masyarakat dalam mengkritisi, mengembangkan, dan merumuskan kebijakan-kebijakan serta program-program pengembangan pedesaan.

PSPK UGM juga berfungsi sebagai elemen pelaksana Universitas Gadjah Mada sebagai universitas penelitian, yang bertugas memelihara serta mengembangkan ilmu dan teknologi melalui penelitian-penelitian yang dilakukannya. Dalam kapasitas sebagai  lembaga ilmu pengetahuan, melalui interaksi inter dan antar disiplin, lembaga ini telah berhasil melakukan konsolidasi sumber daya manusia di Universitas Gadjah Mada yang berasal dari berbagai macam disiplin ilmu untuk melakukan aktivitas penelitian secara terpadu.

Aktivitas-aktivitas baik inter maupun antardisiplin ilmu terefleksi melalui hasil kerjanya selama tahun-tahun keberadaannya; di antaranya adalah: Evaluasi terhadap Pengembangan Kawasan Terpadu – PKT, Desain Greenbelt pada Waduk Sermo, Pemodelan Pemukiman Kembali (Resettlement), Studi Evaluasi tentang Model Pengelolaan Hutan MR (Management Regime), Kajian pada CSOs (Organisasi-organisasi Masyarakat Madani), Pengembangan Kawasan Berbasis Sungai Bawah Tanah, Studi Kelembagaan Area Pengembangan Lahan Gambut, Studi tentang Pengembangan Pertanian Kawasan Pantai, dan Program-program Pengembangan Masyarakat (Community Development) pada masyarakat sekitar industri-industri pertambangan, perkebunan kelapa sawit, dan lain sebagainya.

Cakupan Kegiatan

Selaras dengan statusnya sebagai elemen pelaksana universitas, PSPK UGM memiliki tugas utama untuk mendorong kemajuan serta pengembangan ilmu dan teknologi melalui penelitian-penelitian yang dilakukannya, yang terefleksi melalui program-program utama dalam bentuk:

  • Melakukan penelitian-penelitian inter maupun antar disiplin serta mempelajari hal-hal yang terkait dengan keterbelakangan, kemiskinan, pengembangan masyarakat dan hak-hak manusia yang terkait dengan pengembangan kawasan dan pedesaan
  • Melaksanakan misi-misi strategis untuk membantu pemerintah dan masyarakat dalam penyediaan kebijakan-kebijakan serta program-program pengembangan kawasan dan pedesaan.

Kegiatan-kegiatan penting yang dilakukan oleh PSPK UGM dalam aktualisasi program dan tugas utama tersebut dapat dikelompokkan ke dalam:

  • Penelitian dan Pengembangan
  • Konsultasi-konsultasi pengembangan
  • Penyebaran serta sosialisasi hasil-hasil penelitian melalui seminar, semiloka, publikasi, jumpa pers, dan sebagainya
  • Advokasi pengembangan
  • Pelatihan pengembangan bagi institusi, birokrasi, serta pekerja pengembangan masyarakat pedesaan.

 

 

Visi:

  • Menjadi pusat studi terpercaya dan handal bertaraf international dalam pengembangan pedesaan dan kawasan.
  • Berorientasi pada nilai kemanusiaan, lingkungan hidup, keadilan, moral, dan tanggung jawab sosial demi kepentingan bangsa berdasarkan Pancasila.

 

Misi:

  1. Meningkatkan penyelenggaraan kajian yang berorientasi kepada pengembangan pedesaan dan kawasan dengan pendekatan antar disiplin ilmu serta peningkatan kualitas metode kajian sesuai dengan persoalan dan perkembangan masyarakat.
  2. Melakukan fasilitasi, pendampingan, mediasi, dan advokasi/pemberdayaan kepada masyarakat dengan berpegang pada prinsip nilai : kemanusiaan, penegakan keadilan, kebersamaan dan keterbukaan dalam rangka pengembangan pedesaan dan kawasan sebagai tanggungjawab social dan moral perguruan tinggi.
  3. Meningkatkan kontribusi kepada dosen, asisten dan mahasiswa dalam peningkatan kualitas kajian sesuai dengan pembidangannya, mampu bekerjasama antar disiplin ilmu yang berbeda.
  4. Meningkatkan kerjasama pada tingkat daerah, nasional, dan internasional serta pusat studi lain baik dalam maupun di luar Universitas Gadjah Mada.