Saat kasus COVID-19 mulai menyebar; rumah sakit, alat pelindung diri, obat-obatan, ventilator hingga ketersediaan tenaga kesehatan tidak mampu melayani seluruh pasien. Rapuhnya sistem nampaknya bisa menjadi momentum untuk mendefinisikan kembali makna “sehat” di era kenormalan baru. Selama ini, sehat hanya dimaknai dalam pengertian fisik, sehingga mereduksi pentingnya kesehatan pikiran dan jiwa.
Padahal, olah gerak fisik yang berpadu dengan olah pikiran akan bermuara pada keselarasan serta pencapaian spirit yang luhur. Dengan melatih badan (body), kita akan mengenal struktur dan cara kerja organ-organ tubuh. Sementara dengan melatih pikiran (mind), manusia disadarkan tentang bagaimana otak mengkoordinasikan gerak tubuh. Melatih ketiganya akan menciptakan keseimbangan antara diri dengan alam tempat kita hidup. Sehingga kita terdorong untuk hidup harmonis dengan keluarga, saudara, dan masyarakat.
Webinar Seri 4 akan membicarakan tentang gagasan kesehatan semesta. Tidak hanya mendefinisikan kembali makna sehat, namun juga bagaimana kita menata kembali manajemen kesehatan. Termasuk pendataan kesehatan warga yang valid, hingga pemahaman resiko penyakit dan penanggulangannya. Tapi ini bukan hanya tentang data dan teknologi. Perlu kemauan politik untuk menghargai setiap nyawa warga negara. Pemerintah desa sebagai representasi negara perlu membangun sistem kesehatan berbasis komunitas. Dan itu butuh sistem penyangga yang kuat, agar kita dapat mencapai kesehatan semesta.
Narasumber:
1. Dumillah Ayuningtyas (FKM UI)
2. Hairus Salim (LKiS)
3. IB Yoga Atmaja (PGB Bangau Putih Yogyakarta)
4. DR. dr Budi Laksono, MHSc (Penggagas Jambanisasi)
5. Iskandar Waworuntu (Bumi Langit Permaculture)
Moderator:
Dr. Ika Puspitasari (Farmasi UGM)
Registrasi peserta: s.id/webinarkkd
Info Lebih Lanjut : Instagram/Twitter @kongresdesa Fans Page FB Kongres Kebudayaan Desa Website: https://kongreskebudayaandesa.id/