Pos oleh :

PSPK UGM

Kegiatan PSPK UGM ke PT AMNT : Penguatan Kapasitas Desa dalam Penyelenggaraan Pemerintahan, Pelayanan Publik, Pembangunan, dan Pemberdayaan Masyarakat

 

PT Amman Mineral Nusa Tenggara (PT AMMAN) selain aktif melakukan kegiatan pertambangan juga berkontribusi pada pembangunan dan pemberdayaan masyarakat, khususnya di desa-desa lingkar tambang. Program-program tanggung jawab sosial tersebut dilandasi oleh nilai-nilai yang tertuang dalam semangat Corporate Social Responsibility (CSR). Namun demikian, program CSR yang diharapkan sepenuhnya belum mampu berkontribusi dengan baik karena masih adanya beberapa persoalan yang dihadapi di lapangan. Pada tingkatan masyarakat, masih sering dijumpai masalah yang serius dalam menerjemahkan program CSR perusahaan. Di beberapa tempat masih ditemuinya kesalahan persepsi bahwa perusahaan yang beroperasi di wilayahnya merupakan sumber uang tunai, sehingga masyarakat dapat bergantung padanya. Padahal perusahaan merupakan entitas lain yang juga memiliki batas dan aturan dalam memberikan bantuan kepada masyarakat. Di pihak yang lain, pemerintah setempat juga belum bersinergi dalam mengupayakan peningkatan kesejahteraan masyarakat yang ada di sekitar lokasi perusahaan, dan terkesan menyerahkan pihak perusahaan untuk sepenuhnya bertanggungjawab atas kondisi masyarakat dan lingkungan yang ada di sekitarnya.

Sejak disahkannya UU No 6 Tahun 2014 tentang Desa, hingga saat ini, perusahaan tambang juga memperhatikan kebutuhan desa untuk memiliki pemerintahan desa yang baik (good governance) seperti mengedepankan asas akuntabilitas, transparansi, demokrasi, partisipasi dan efisiensi. PT AMMAN juga sudah memiliki banyak capaian sebagai bagian tanggungjawab perusahaan dalam pemberdayaan desa baik melalui program CSR maupun program sosial lainnya. Dengan adanya bantuan dari PT AMMAN banyak kemajuan yang telah diraih oleh desa-desa lingkar tambang.

Masalah internal yang dihadapi oleh desa-desa lingkar tambang di atas sesungguhnya tidak jauh berbeda dengan kondisi desa-desa di Indonesia pada umumnya. Mereka secara umum setidaknya menghadapi tiga hal besar. Pertama, bad gorvernance seperti minimnya akuntabilitas, rendahnya transparansi, lemahnya partisipasi masyarakat dan tingginya praktik korupsi. Masalah kedua adalah problem otonomi desa dan demokrasi. Fenomena yang lumrah terjadi ialah kelompok mayoritas yang termarginalisasi dalam dinamika sosial-ekonomi justru cenderung tidak dapat menyuarakan kepentingannya. Problem ketiga adalah rendahnya partisipasi masyarakat dalam pembangunan dan pemberdayaan. Dengan adanya ketiga problem yang dihadapi desa-desa tersebut menjadi tantangan di masa depan, sehingga perlu adanya perubahan karakter desa.

Melalui program ”Penguatan Kapasitas Desa dalam Penyelenggaraan Pemerintahan, Pelayanan Publik, Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat”, desa-desa lingkar tambang PT AMMAN diharapkan mampu meningkatkan fungsinya. Penguatan kapasitas desa ini meliputi seluruh penyelenggara pemerintahan desa, mulai dari kepala desa, aparatur desa, Bamusdes, dan masyarakat desa.

Rangkaian kegiatan yang dilaksanakan oleh PSPK UGM dapat terlaksana berkat fasilitasi dari PT AMMAN, terutama Bapak Dimas, Bapak Lalu, Ibu Savitri dan seluruh tim Social Impact dan External Relation  PT AMMAN. Rangkaian kegiatan need asessment yang akan dilaksanakan oleh PSPK UGM juga telah diketahui dan mendapatkan arahan dari Kepala Teknik Tambang yang telah memiliki rencana jangka panjang aktivitas tambang  PT AMMAN ke depan.

  1. Workshop Internal PT AMMAN

Kegiatan workshop dilaksanakan selama 2 (dua) hari, yaitu pada Hari Kamis dan Jumat, tanggal 13 dan 14 Februari 2025, bertempat di dalam Site PT AMMAN. Peserta workshop dari Social Impact Departement dan External Relations departement. Workshop bertujuan untuk : (a) meningkatkan pemahaman dan pengetahuan tentang strategi pemberdayaan masyarakat; (b) meningkatkan pemahaman dan pengetahuan tentang regulasi desa pasca revisi UU Desa: dan (c) meningkatkan pemahaman dan pengetahuan tentang peran multi stakeholder dalam pembangunan komunitas. Materi workshop :

(1) “Strategi dan Metode Pemberdayaan Masyarakat” (Prof Bambang Hudayana);

(2) “Renstra Desa dan Peluang ke Depan Pasca Revisi UU Desa” (Sukasmanto, SE, M.Si);

(3) “Penguatan Civil Society dan Kolaborasi Multi-Stakeholder” (Dr. AB Widyanta); dan

(4) “Penguatan Desa Wisata Berbasis Lingkungan” (Prof Suharko).

 

  1. Kunjungan Awal ke Desa

Kunjungan ke beberapa desa sekitar PT AMMAN merupakan salah satu tindak lanjut dari rangkaian kegiatan workshop internal yang dilaksanakan oleh PT AMMAN. Kunjungan dilakukan untuk mendapatkan gambaran tentang situasi dan dinamika desa yang berada di sekitar PT AMMAN. Adapun desa-desa yang dikunjungi yaitu: (1) Desa Belo, Kecamatan Jereweh, (2) Desa Pasir Putih, Kecamatan Maluk, dan (3) Desa Kemuning, Kecamatan Sekongkang. Kunjungan ke desa-desa tersebut merupakan kunjungan awal sebelum dilakukannya kegiatan pendampingan untuk meningkatakan kapasitas Pemerintahan Desa di kawasan pertambangan PT AMMAN. Dari kunjungan tersebut dapat dipetakan beberapa hal yang dihadapi oleh Pemerintah Desa untuk membangun desa mereka. Adapun hasil kunjungan tim PSPK UGM ke desa-desa tersebut antara lain:

a. Bidang Pemerintahan

Disahkannya UU Nomor 3 Tahun 2024 tentang Revisi UU Desa, salah satu diantaranya adalah memberikan perubahan masa jabatan Kepala Desa. Perubahan masa jabatan ini memberikan tantangan baru dalam strategi perencanaan pembangunan desa. Konsekuensi dari penambahan masa jabatan tersebut adalah harus menyusun RPJMDesa “tambahan” sampai masa akhir jabatan Kepala Desa. Pasca pengesahan revisi UU Desa , ketiga desa juga telah menyusun dan merevisi RPJMDesa dari 6 tahun menjadi 8 tahun sesuai dengan UU tersebut. Namun demikian, tidak dipungkiri bahwa program tambahan dua tahun  dalam RPJMdesa tersebut sebagian besar adalah jabaran program yang telah tersusun sebelumnya, yaitu program yang telah tetapkan selama 6 tahun dijabarkan lagi menjadi 8 tahun.

Proses perencanaan desa dinilai menjadi kunci utama dalam keberhasilan program yang akan dilaksanakan oleh desa. Namun demikian dalam prosesnya tahapan ini memiliki tantangan, dimana terkadang belum mampu menjabarkan kebutuhan desa dari semua aspek kehidupan masyarakatnya ke dalam tahapan perencanaan yang disusun tersebut. Dengan pemerintahan yang baru, desa saat ini juga memiliki tantangan yang lebih komplek, dimana desa menjadi ujung tombak dari 12 program utama Rencana Aksi Kementerian Desa era Pemerintahan Presiden Prabowo. 12 program unggulan Kemendes ini memberikan dorongan bagi pemerintah desa untuk berupaya meningkatkan kapasitas pemerintahan desa agar mampu mengiplementasikan program-program unggulan tersebut. Ketiga desa menyebutkan bahwa untuk meimplementasikan program unggulan tersebut harus didukung dengan SDM di pemerintah desa yang mumpuni yang mampu “mengotak-atik” anggaran desa agar semua program yang direncanakan dapat terlaksana sesuai dengan tenggat waktu yang telah ditentukan. Terbatasnya pemanfaatan Dana Desa juga sangat dirasakan dampaknya untuk dapat mengimplementasikan program yang telah direncanakan sebelumnya. Pemerintah desa mengharapkan dukungan multi pihak (Pemerintah Daerah dan swasta) untuk mensinergikan program yang dialokasikan ke desa sehingga akan mempercepat tercapainya pembangunan desa yang berkelanjutan.

b. Bidang Pelayanan Publik

Pelayanan kepada masyarakat di pemerintahan desa telah memasuki era yang baru. Pelayanan di desa saat ini sudah menggunakan sistem administrasi desa berbasis digital.  Pemanfaatan teknologi digital ini dapat memberikan pelayanan administrasi desa secara efisien, efektif, dan transparan. Namun demikian, penerapan sistem layanan ini secara umum masih dijumpai beberapa tantangan, sebagaimana juga dihadapi oleh desa-desa yang ada di lingkar tambang PT AMMAN. Beberapa tantangan yang dihadapi antara lain: (1) keterbatasan infrastruktur, yaitu masih terbatasnya kepemilikan komputer serta masih banyak wilayah yang belum terjangkau jaringan internet, (2) kurangnya ketrampilan digital yang memadai dari perangkat desa yang bertugas mengoperasikan sistem administrasi desa berbasis digital, dan (3) terbatasnya anggaran dari desa untuk mengimplementasikan sistem administrasi desa berbasis digital.

c. Bidang Pembangunan

Pemanfaatan sumberdaya yang ada di desa-desa lingkar tambang PT AMMAN belum sepenuhnya dikembangkan dengan baik.  Kondisi wilayah desa-desa sekitar PT AMMAN memiliki bentang alam dan beberapa kawasan pantai dengan pemandangan yang cukup indah dapat menjadi salah satu potensi untuk dikembangkan menjadi kawasan wisata alam.  Beberapa desa sudah mulai mengembangkan dan mempromosikan kawasan pantai dan pegunungan di wilayah mereka menjadi salah satu destinasi wisata. Namun demikian tingkat kehadiran wisatawan ke kawasan tersebut belum secara signifikan mengalami peningkatan. Inisiasi membangun desa wisata di kawasan ini sangat memungkinkan dilaksanakan dan diharapkan akan menjadi salah satu mesin penggerak ekonomi bagi masyarakat desa.  Keberadaan BUMDes diharapkan akan mampu menjadi lembaga ekonomi desa yang dapat mendorong pengelolaan potensi yang dapat mendatangkan income bagi desa. Peningkatan kapasitas pengelola dan kelembagaan BUMDes masih perlu dilaksanakan mengingat beberapa desa di lingkar tambang PT AMMAN balum dapat berjalan dengan baik. Dengan peningkatan kapasitas pengelola dan kelembagaan BUMDes diharapkan akan lebih megakselerasi terwujudnya desa wisata yang madiri dari desa-desa lingkar tambang PT AMMAN. Percepatan mewujudkan hal tersebut juga tidak lepas dari dukungan dari multi stakeholder yang ada di wilayah ini.

d. Bidang Pemberdayaan Masyarakat

Pemberdayaan masyarakat yang dilakukan di desa-desa lingkar tambang PT AMMAN umumnya dilakukan dengan usaha ekonomi produktif yang dilakukan oleh masyarakat dengan memanfaatkan sumberdaya lokal.  Beberapa desa telah memiliki Usaha Kecil Mikro (UKM) yang dulunya dibentuk dan diinisiasi oleh PT AMMAN. Beberapa  UKM tersebut saat ini berkembang dengan baik dengan jumlah  anggota UKM yang semakin banyak.  Program-program pemberdayaan masyarakat yang ditujukan untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat masih sangat dibutuhkan dilaksanakan di desa-desa lingkar tambang PT AMMAN. Upaya tersebut dapat dilakukan dengan penetapan kebijakan, program dan kegiatan yang disesuaikan dengan esensi masalah  dan prioritas kebutuhan masyarakat di masing-masing desa.

 

 

Demi Kuatnya Pangan Lokal, PSPK UGM Mengembangkan Riset Pangan Alternatif Berbasis Porang

[Ponorogo, Jawa Timur]

Dalam menghadapi ancaman kerentanan pangan, Pusat Studi Pedesaan dan Kawasan UGM (PSPK UGM) dan Direktorat Penelitian UGM memandang perlu untuk mengembangkan tanaman pangan lokal dengan fokus pada tanaman porang sebagai salah satu  tanaman penting untuk meningkatkan diversifikasi pangan lokal sekaligus memulihkan lahan kritis dan sekaligus mewujudkan pertanian lestari. Hal ini bertujuan untuk menciptakan  kemandirian pangan dalam arti terjaminnya ketersediaan pangan dan gizi yang cukup untuk kebutuhan hidup masyarakat. Kegiatan ini dilaksanakan pada bulan November 2024 di Ponorogo, Jawa Timur.

Untuk mendorong petani dapat mengembangkan usaha tani tanaman porang, perlu adanya kegiatan kajian yang baik dan komprehensif dalam memetakan potensi dan tantangan budidaya tanaman  porang di pedesaan  yang mengalami keterbatasan lahan dan menghadapi masalah lahan kritis seperti yang terjadi di Ponorogo. Peta masalah tersebut nantinya akan memberikan gambaran yang perlu diantisipasi dalam proses budidaya tanaman porang. Selain itu, kegiatan ini juga bertujuan untuk memperoleh peta stakeholder yang dapat berperan dalam memberdayakan  usaha tani dan petaninya. 

Penelitian ini menunjukkan bahwa masih terdapat masalah-masalah dalam penanaman tanaman porang, seperti pada hal kepemilikan lahan, modal, teknologi pertanian, kapasitas SDM petani, pemasaran, hama dan ketersediaan pupuk. Meskipun demikian, perlu adanya peningkatan kerjasama dengan stakeholder untuk pengembangan usaha seperti dengan pemerintah desa, perhutani, asosiasi porang indonesia, dinas pertanian, UMKM porang dan industri yang memanfaatkan bahan dasar dari porang.

PSPK UGM Kembangkan Program Agro Industri Kelapa Genjah di Wadaslintang Wonosobo

[Kabupaten Wonosobo, Provinsi Jawa Tengah, Agustus-November 2024]

Pusat Studi Pedesaan dan Kawasan Universitas Gadjah Mada (PSPK UGM), bersama Pemerintah Daerah Wonosobo serta Kelompok Tani Ngudi Tentrem di Desa Ngalian, Kecamatan Wadaslintang, menginisiasi terwujudnya agro-industri kelapa genjah. Program ini diampu oleh dosen UGM yaitu Prof. Suharko, M.Si. dari Departemen Sosiologi, Prof. Bambang Hudayana, MA. dari Departemen Antropologi, dan Taufan Alam, SP, M.Sc. dari Departemen Budidaya Pertanian. Kegiatan ini diselenggarakan atas dukungan dari Direktorat Pengabdian Kepada Masyarakat dalam skema Desa Binaan.

Kegiatan ini bertujuan untuk menjawab tantangan seperti banyak penderes gula kelapa yang saat ini masih dalam lubang kemiskinan, monopoli harga gula nira serta rata-rata pohon kelapa dalam di Wonosobo dalam kondisi sudah berusia tua dan terlalu tinggi yang meningkatkan meningkatkan risiko pekerjaan para penderes nira kelapa seperti tergelincir, jatuh, dan tersambar petir, .

Komoditas kelapa genjah ini sendiri memiliki potensi antara lain, batang yang pendek, buah yang lebih banyak, umur berbunga yang relatif lebih cepat, kadar nira lebih tinggi serta dapat ditanam dengan jarak lebih rapat dan efisien.

Proses pengembangan agro-industri kelapa genjah ini telah berjalan sejak tahun 2023. Hingga pada tahun 2024, melalui Program Desa Binaan Universitas Gadjah Mada, program Agro-industri Kelapa Genjah dilaksanakan dengan melakukan berbagai kegiatan pelatihan dan pendampingan.

Kegiatan pada program ini meliputi pelatihan administrasi kelompok berbasis digital, budidaya perikanan air tawar, pembuatan pupuk alternatif, budidaya tanaman sela, dan penambahan penanaman bibit kelapa genjah.

Pelatihan dengan basis digital bertujuan untuk menguatkan pemahaman kelompok pada sarana komunikasi publik yang saat ini sangat kental dengan komunikasi digital. Sedangkan pelatihan perikanan, diharapkan mampu memberikan pengetahuan tentang metode pertanian terpadu yang mengintegrasikan antara pertanian, perikanan, dan peternakan yang ada di masyarakat.

Selain itu, pelatihan lainnya bertujuan untuk memastikan kelompok memahami manajemen pertanian berbasis agro-industri sesuai dengan basis keilmuan pertanian modern. Ke depan, program agro-industri kelapa genjah ini diharapkan pada berjalan dengan baik dan mampu menguatkan kohesi sosial masyarakat terdampak, dan memberikan pendapatan tambahan bagi para petani penderes.

Penelitian Pendahulu PSPK UGM dengan APRIL untuk Memahami Dampak Sosial dari Operasional Perusahaan

[Kuantan Singingi dan Pelalawan, Riau, November 2024]

Pusat Studi Pedesaan dan Kawasan Universitas Gadjah Mada (PSPK UGM) mengadakan kegiatan Preliminary Study untuk persiapan kegiatan kajian Social Impact Assessment (SIA) di kawasan operasional PT RAPP estate Cerenti dan Estate Ukui yang masih termasuk dalam Grup APRIL. Kegiatan dilaksanakan pada bulan November 2024. Adapun total desa yang dikunjungi ialah sebanyak 17 desa yang tersebar di kabupaten Kuantan Singingi dan Kabupaten Pelalawan.

Program ini bertujuan untuk melakukan observasi awal serta mendapatkan persetujuan dari pemerintah dan masyarakat desa. Hal tersebut dilakukan karena penelitian ini sangat mengutamakan PADIATAPA atau Persetujuan Berdasarkan Informasi Diawal Tanpa Paksaan.

Penelitian ini diawali dengan Kick off meeting bersama PT RAPP untuk pengenalan mengenai lapangan. Kemudian para peneliti melaksanakan proses perizinan di Pemerintah Daerah Provinsi Riau serta Pemerintah Daerah Kabupaten Kuantan Singingi dan Kabupaten Pelalawan. 

Selanjutnya kegiatan dilaksanakan dengan mengunjungi tempat-tempat yang mendapatkan program dari PT RAPP seperti sekolah, pos pelayanan kesehatan, kelompok tani dan UMKM. Dalam waktu yang cukup singkat ini, peneliti menemukan bahwa banyak sekali program yang telah dilaksanakan oleh PT RAPP yang mendukung kegiatan di masyarakat. Salah satu Kepala Sekolah, Bapak Ayi, menyebutkan bahwa program dari PT RAPP, khususnya di sekolah dasar telah memberikan dampak kepada proses pendidikan, terutama dalam meningkatkan kemampuan dan kapasitas guru.

Selanjutnya hasil penelitian ini nantinya akan digunakan landasan dalam pelaksanaan full assesment SIA yang rencananya akan dilaksanakan pada tahun 2025.

PSPK UGM Bekerjasama dengan BRIN untuk Melihat dampak Perhutanan Sosial di Indonesia

[Gunungkidul, DIY, November 2023 – Januari 2024]

Pada bulan November 2023- April 2024 Pusat Studi Pedesaan dan Kawasan Universitas Gadjah Mada (PSPK UGM) mendukung  penelitian yang dilaksanakan oleh BRIN yang bekerjasama dengan Melbourne University dalam rangka kegiatan koneksi. Penelitian tersebut mencoba untuk melihat bagaimana proses pelaksanaan perhutanan sosial dengan kaitannya dengan kesejahteraan masyarakat pengelola hutan sosial. 

Kegiatan ini dilaksanakan selama 3 bulan di lapangan yang terbagi di beberapa lokasi pengelolaan perhutanan sosial, yakni di wilayah Sumatera Selatan, Yogyakarta, Kalimantan Barat dan Sulawes Selatani. Para peneliti melakukan live in atau tinggal bersama masyarakat setempat. Kegiatan penelitian ini dilaksanakan dengan metode Wawancara Terstruktur, Focus Group Discussion (FGD), dan survey rumah tangga.  

Pelaksanaan kegiatan ini disambut baik oleh masyarakat. Salah satu Ketua Kelompok Tani Hutan Kemasyarakatan di Gunungkidul, Sudarmi, menyebutkan bahwa kegiatan ini perlu untuk dilaksanakan demi memahami

potensi dan berbagai macam hal yang perlu untuk ditingkatkan oleh para pengelola Perhutanan Sosial. Hal tersebut tidak lain karena banyak sekali tantangan yang erat kaitannya dengan perhutanan sosial, terutama dalam hal pengembangan ekonomi dan kelembagaan. 

Luaran dari kegiatan penelitian ini adalah Penelitian ini memberikan rekomendasi kepada pemerintah mengenai perhutanan sosial seperti kemajuan perhutanan sosial justru dikuatkan oleh peran perempuan serta publikasi ilmiah. Harapannya kegiatan ini mampu menjadi jalan untuk mensejahterakan masyarakat.

Kajian Social Mapping bersama BRI untuk Penguatan Ekonomi Masyarakat

[Bekasi & Sidoarjo, Oktober-November 2024]

Pusat Studi Pedesaan dan Kawasan Universitas Gadjah Mada (PSPK UGM) bersama Bank Rakyat Indonesia (BRI) mengadakan kegiatan penelitian social mapping di Desa Pantai Bakti, Bekasi dan Desa Larangan, Sidoarjo. Kedua desa tersebut merupakan desa dampingan dari BRI. Kegiatan dilaksanakan pada bulan oktober 2024. Sejauh ini,  BRI telah memberikan atensi khusus pada penanganan permasalahan lingkungan yang tentu akan berdampak pada penghidupan masyarakat baik di wilayah pesisir, perkotaan, maupun pedesaan. Program pendampingan dan pemberdayaan masyarakat di kedua desa tersebut telah memberikan dampak positif kepada masyarakat. Dalam rangka untuk terus meningkatkan kinerja pelaksanaan Program BRI Peduli di kedua desa tersebut, maka BRI merasa perlu melakukan Social Mapping

Social Mapping diantaranya berguna untuk mengukur pemetaan karakteristik, potensi, kebutuhan, dampak, maupun risiko penerima manfaat langsung maupun tidak langsung program sehingga dapat fokus dengan pembangunan berkelanjutan dan selaras dengan kebijakan perusahaan. 

Adapun kegiatan ini ini dilaksanakan untuk memetakan kekuatan/ strenghts, kelemahan/ weakness, peluang/ opportunities, ancaman/threats (SWOT) atas sumber daya alam dan sumber daya manusia yang penting untuk pemberdayaan masyarakat. Kemudian kegiatan dilanjutkan dengan Melakukan pemetaan dan analisis pemangku kepentingan (stakeholder) yang berada di kawasan program. Kemudian tujuan akhir dari penelitian ini ialah merumuskan rekomendasi untuk perbaikan Program BRI Peduli yang tepat berdasarkan kebijakan BRI, aspirasi daerah, dan kebutuhan masyarakat, khususnya pada komunitas dampingan program BRI Peduli. 

Kerangka konsep yang digunakan pada penelitian ini antara Sustainable Livelihood Approach, Ekologi Manusia dan Ekolokalisme, Climate Crisis Adaptation, Gender Equality, disability dan Social inclusion, people Centered Development, serta Community based Organization. Harapannya penggunaan konsep tersebut mampu menggali aspirasi masyarakat penerima program sehingga dapat memaksimalkan kegiatan yang telah dijalankan serta menjadikan program BRI berjalan secara berkelanjutan dengan memperhatikan manusia dan lingkungan.

PSPK UGM Gelar Program Penguatan Resiliensi Petani Karangrejek untuk Menghadapi Dampak Perubahan Iklim di Gunungkidul

[Gunungkidul, DI Yogyakarta, Juli-Oktober 2024]

Pusat Studi Pedesaan dan Kawasan Universitas Gadjah Mada (PSPK UGM) melalui tim Prof. Bambang Hudayana (Departemen Antropologi Budaya), Dr. Zamzam Fauzanafi (Departemen Antropologi Budaya) dan Satyaguna Rakhmatullah (Departemen Industri Peternakan) melaksanakan program pengabdian masyarakat yang bekerjasama dengan mitra Kelompok Tani Tirtasari Karangrejek dan Pemerintah Kalurahan Karangrejek. Kegiatan ini diselenggarakan atas dukungan dari Direktorat Pengabdian Kepada Masyarakat dalam skema Desa Binaan.

Kegiatan ini diarahkan untuk mengembangkan tanaman pangan yang lebih inovatif dengan menanam varietas unggul, yang cocok dengan perubahan iklim, dan mempunyai pangsa pasar yang baik. Selain itu, kegiatan didesain untuk membuat produk pasca panen yang bisa menyelamatkan petani ketika harga jual hasil panen turun serta memanfaatkan ekonomi lain seperti peternakan agar dapat menjamin kestabilan ekonomi masyarakat.

Program dilaksanakan dari bulan Juli-Oktober 2024 dalam bentuk workshop dan pendampingan untuk meningkatkan kapasitas petani dan fasilitasi inovasi pertanian dengan dukungan penuh dari Pemerintah Desa Karangrejek dan BUMKal Tirta Kencana. Kerjasama ini mengupayakan penguatan pasar hasil panen, penguatan kelembagaan kelompok tani dan peran aktif petani perempuan dalam fase tanam hingga pasca panen serta memperbesar peluang regenerasi petani muda yang unggul demi menguatkan ketahanan pangan di Indonesia.

Harapannya, kegiatan ini akan berlangsung pada tahun-tahun berikutnya sehingga mampu menjadi contoh dalam upaya penanganan perubahan iklim di Gunungkidul dan DIY pada khususnya.

Berdayakan Masyarakat Desa, PSPK UGM Tanam 150 Bibit Kelapa Genjah

Selasa (7/11), Pusat Studi Pedesaan dan Kawasan Universitas Gadjah Mada (PSPK UGM) melakukan kegiatan “Tanam Perdana 150 Bibit Kelapa Genjah” di Desa Ngalian, Kecamatan Wadaslintang, Kabupaten Wonosobo. Acara ini merupakan salah satu dari rangkaian “Program Pengembangan Agro-industri Kelapa Genjah untuk Meningkatkan Perekonomian Masyarakat Desa” yang bermitra dengan Bappeda Kabupaten Wonosobo dan Desa Ngalian.

Acara tersebut dihadiri oleh Prof. Dr. Bambang Hudayana, MA (Kepala PSPK UGM), Dr. Jaelan, SKP, M.Kes (Kepala Bappeda Kabupaten Wonosobo), Warsono (Kepala Desa Ngalian), Prof. Dr. Suharko (Peneliti Ahli PSPK UGM), serta Harjanto, S.IP, MM (Kabid Pemerintahan, Sosial, dan Budaya Bappeda Kabupaten Wonosobo). Sebagai awalan, Program Pengembangan Agro-industri Kelapa Genjah ini menyasar Kelompok Tani Ngudi Tentrem Dusun Pukiran sebagai kelompok sasaran pengelola program. Terdapat 150 bibit yang ditanam di lahan tanah kas desa seluas 1 hektar.

Dalam pembukaan acara, Prof. Dr. Bambang Hudayana, MA menyampaikan pentingnya modal sosial dalam pengelolaan sebuah kelompok tani. “Agar program ini dapat terus berkelanjutan, sampai pohon kelapa genjah berbuah dibutuhkan 3 sampai dengan 4 tahun, kekompakan dan kesolidan kelompok tani harus terus dipupuk dan dijaga,” ujarnya. Terkadang kelompok tani terbuai dengan berbagai modal ekonomi dalam wujud alat produksi dan uang tunai semata. Menambahkan apa yang diucapkan Prof. Dr. Bambang Hudayana, MA., Dr. Jaelan, SKP, M.Kes menyerukan agar kelompok tani dapat mengembangkan potensi mereka secara cerdas dan kreatif. Di era digital, mereka perlu rutin mendokumentasikan berbagai kegiatan kelompok agar dapat mempererat kebersamaan dan mengangkat eksistensi mereka tidak hanya sebatas di level desa saja. Eksistesi yang dikemas dan disosialisasikan dalam bentuk konten digital tersebut kedepannya dapat berguna dalam upaya mengakses berbagai peluang bantuan pendampingan, baik dari level daerah maupun pusat. Tak ketinggalan, Prof. Dr. Suharko juga menyampaikan pentingnya memanfaatkan kemudahan akses informasi di era digital. “Adanya internet telah memudahkan kita untuk belajar berbagai hal, salah satunya yaitu budidaya kelapa genjah,” ungkapnya. Disamping berbagai kegiatan pelatihan dan pendampingan yang dilakukan oleh PSPK UGM, Kelompok Tani Ngudi Tentrem juga dapat belajar dari berbagai best practices di bidang budidaya kelapa genjah melalui konten-konten relevan yang tersedia di berbagai platform sosial media.

Program Pengembangan Agro-industri Kelapa Genjah ini bersifat jangka panjang, diperlukan kurang lebih 4 tahun hingga bibit yang ditanam dapat dipetik hasil panennya. Melalui peta jalan pemberdayaan yang telah disusun, PSPK UGM akan terus melakukan pendampingan secara berkelanjutan, mulai dari pelatihan manajemen kelompok tani, perawatan tanaman, pemanenan, pengolahan hasil panen, hingga pemasaran produk hasil olahan. Dengan adanya Program Pengembangan Agro-industri Kelapa Genjah ini, kedepannya diharapkan dapat menjadi salah satu sumber peningkatan ekonomi masyarakat Desa Ngalian.

Perkuat Kelompok Tani, PSPK UGM Adakan Pelatihan Manajemen Kelembagaan Kelompok Tani

Sabtu (21/10) Pusat Studi Pedesaan dan Kawasan Universitas Gadjah Mada (PSPK UGM) mengadakan “Pelatihan dan Pendampingan Penguatan Motivasi Serta Kelembagaan Kelompok Tani”. Peserta dalam kegiatan ini adalah Kelompok Tani Ngudi Tentrem, Dusun Pukiran, Desa Ngalian, Kecamatan Wadaslintang, Kabupaten Wonosobo yang terdiri dari 25 orang. Susanto, Ketua Koperasi Nira Kamukten Desa Gumelem Wetan, Kecamatan Susukan, Kabupaten Banjarnegara, hadir sebagai mentor dalam acara pelatihan ini. Selain itu, kegiatan pelatihan ini juga dihadiri oleh Prof. Dr. Suharko (Peneliti Ahli PSPK UGM) dan Sudarman (Kaur Kesra Desa Ngalian).

Pelatihan ini menjadi wadah untuk menyampaikan motivasi dari best practice agar Kelompok Tani Ngudi Tentrem dapat memahami prospek pengembangan sosial-ekonomi sektor pertanian gula kelapa. Melalui pemaparannya, Susanto bercerita tentang sejarah dan proses keberhasilan Kelompok Nira Kamukten dalam pengembangan industri gula semut dari level nasional hingga global. Ia membeberkan strategi terkait tata cara pengelolaan atau manajemen kelompok tani agar dapat menciptakan hubungan kerja sama dan komunikasi yang harmonis, baik di level internal maupun eksternal.

Sudarman, selaku Kaur Kesra Desa Ngalian menambahkan, kegiatan ini dapat menjadi momentum Desa Ngalian untuk membangkitkan kembali sektor pertanian gula kelapa yang sudah lama mulai ditinggalkan masyarakat. “… dahulu masyarakat dapat hidup sejahtera melalui gula kelapa. Sekarang jumlah penderes semakin lama kian surut,” ungkapnya. Prof. Dr. Suharko kemudian memaparkan setidaknya terdapat beberapa penyebab semakin tidak diminatinya profesi penderes. Pertama, risiko kerja muncul dari aktivitas mereka ketika mengambil air nira di pohon kelapa yang tinggi. Kedua, cuaca buruk yang dapat mengganggu produksi dan mengancam keselamatan pada saat menderes. Ketiga, daya tawar produk olahan yang masih rendah. Keempat, godaan untuk merantau bekerja ke luar daerah, pulau, bahkan luar negeri.

Melalui pelatihan ini dan berbagai kegiatan pelatihan dan pendampingan lain yang tergabung dalam “Program Pengembangan Agro-Industri Kelapa Genjah di Desa Ngalian, Wadaslintang, Wonosobo”, diharapkan menjadi langkah maju agar masyarakat Desa Ngalian dapat meningkatkan kesejahteraan ekonomi mereka melalui optimalisasi pengembangan potensi sumber daya alam, dalam hal ini gula kelapa seperti sedia kala.

Tamu Spesial: Kunjungan Keluarga Prof. Dr. W.F. Wertheim di PSPK UGM

Pada hari Rabu, tanggal 24 Mei 2023, PSPK UGM kedatangan tamu spesial yakni keluarga Prof. Dr. W.F. Wertheim langsung dari Negeri Kincir Angin Belanda. Keluarga atau rombongan yang datang berjumlah 3 orang dan terdiri dari putri, anak menantu dan cucu Prof. Wertheim. Kunjungan kali ini diinisiasi oleh Ibu Anne-Ruth Wertheim (Putri Kandung Prof. Wertheim) yang tiba di PSPK tepat pukul 10.00 WIB, dan disambut langsung oleh Prof. Dr. Bambang Hudayana, M.A. (Kepala PSPK UGM).

Adapun tujuan dari kunjungan tersebut adalah untuk melakukan kilas balik (napak tilas) sepak terjang Prof. Wertheim dalam membangun PSPK UGM, serta sumbangsih pemikiran yang beliau tuangkan dalam bentuk koleksi buku yang masih tersimpan rapi di perpustakaan PSPK dan “Wertheim Collection”. Kunjungan yang dilakukan diwarnai dengan berbagai acara seperti penyambutan dari kepala PSPK, sesi diskusi bersama peneliti PSPK dan mahasiswa UGM, hingga room tour melihat ruangan-ruangan beserta koleksi buku milik Prof. Wertheim. Pada sesi diskusi, acara dipimpin oleh peneliti PSPK yaitu Mohammad Ghofur sebagai moderator dan dilanjutkan dengan pemaparan mengenai cerita singkat sejarah Prof. Wertheim oleh putrinya yaitu Ibu Anne-Ruth. Tak lupa setelah sesi diskusi bersama dilakukan, Keluarga Wertheim melalui putrinya menyampaikan harapannya bahwa peninggalan Prof. Wertheim terutama koleksi buku-buku yang ada harus tetap dijaga kondisinya. Harapan tersebut dilandasi atas asas kebermanfaatan bagi peneliti maupun mahasiswa yang ingin menggali informasi dan menambah wawasan melalui buku-buku koleksi, pemikiran dan tulisan-tulisan langsung dari Prof. Wertheim.

Setelah kegiatan kunjungan dilakukan, Keluarga Wertheim berpamitan dan memberikan salam perpisahan yang ditandai dengan pemberian 3 buah buku karangan Prof. Wertheim yang selama ini ada di Belanda untuk disimpan bersama di Perpustakaan Wertheim Collection. Pada momen tersebut, seorang Mahasiswa Magister Sejarah UGM yang bernama Taufik mengungkapkan kegembiraan dan rasa syukurnya. Karena, salah satu buku yang diserahkan ke PSPK oleh Keluarga Wertheim merupakan buku langka yang susah ditemukan dan relevan untuk keperluan pemenuhan data tesis yang saat ini sedang dia kerjakan. Tidak hanya satu buku itu saja, dua buku yang lain juga sangat berperan penting untuk menambah khazanah ilmu khususnya mengenai kajian tentang pedesaan dan kawasan, perubahan sosial secara umum, beserta kultur yang terkandung pada setiap masyarakat adat atau lokal di daerahnya.