“Dalam manajemen krisis ada dua dalil, yaitu pemahaman yang dangkal terhadap asal muasal, sama bahayanya dengan pemahaman yang keliru terhadapnya. Selanjutnya, keputusan yang terlambat sama juga beresikonya dengan keputusan yang salah. Oleh karenanya, penyusunan protocol manajemen krisis harus mengacu pada pendekatan ilmiah dan riset kebijakan. Ketiadaan protokol dapat membuat situasi krisis berubah menjadi kondisi chaos”, demikian pernyataan Prof. Dr. Ir. Eriyatno, M.Sc dalam acara bedah buku yang diselenggarakan oleh Pusat Studi Pedesaan dan Kawasan UGM pada hari Rabu, tanggal 28 April 2010. Buku yang dibedah berjudul “Manajemen Krisis: Protokol Penyelamatan dan Pemulihan di Sektor Pangan, Pertanian dan Perdesaan”, karya Prof. Eriyatna bersama tim peneliti dari Pusat Studi Pembangunan Pertanian dan Perdesaan, Institut Pertanian Bogor. Hadir dalam acara tersebut, Dr. Mirwan Ushada, dosen Fakultas Teknologi Pertanian yang berlaku sebagai pembahas dan Dr. Dyah Ismoyowati, Kepala PSPK UGM yang berperan sebagai moderator.
Buku ini merupakan kumpulan hasil-hasil penelitian tahun 2009 dari para peneliti andalan IPB tentang upaya-upaya penanggulangan dampak krisis finansial global 2008-2009 terhadap sektor pangan, pertanian dan perdesaan. Metodologi riset terkini dan informasi aktual disajikan secara komprehensif dan lintas disiplin untuk menunjang gagasan-gagasan yang inovatif dan inkonvensional.
Analisis kebijakan dilakukan terutama belajar dari pengalaman penanganan krisis moneter 1997/1998, guna melahirkan konsepsi Jaring Pengaman Sektor Pertanian dan Perdesaan serta landasan pola Sistem Ekonomi Domestik. Buku ini selain berguna bagi para ilmuwan yang mengkaji faktor dan parameter krisis, juga dapat dimanfaatkan oleh para pengambil keputusan di lembaga pemerintahan dan badan legislatif sebagai input akademis.
Tim penulis berharap agar pemikiran yang dituangkan di dalam buku ini dapat meningkatkan sistem resiliensi nasional baik di sektor finansial maupun sektor riil. Buku ini menyediakan protokol manajemen agar bilamana badai krisis finansial melanda lagi maka kaum petani, nelayan dan pengusaha mikro terlindungi dan tidak semakin menderita karenanya.
Terkait dengan buku yang dibahas, Dr. Mirwan Ushada yang berperan sebagai pembahas menyampaikan beberapa tanggapan, pertama, buku ini sangat menarik untuk dibaca karena melibatkan tujuh penyusun utama dari berbagai macam cara pandang interdisipliner. Kedua, buku ini menghasilkan rekomendasi yang lengkap terutama bagi para pengambil keputusan di lembaga pemerintah. Namun agar hasil penelitian ini benar-benar dapat bermanfaat maka perlu dijelaskan pula tentang mekanisme pemanfaatan hasil rekomendasi terhadap krisis sejenis terdahulu dalam kebijakan pemerintah. “Alangkah lebih baik bila rekomendasi-rekomendasi yang reliabel dalam buku ini dapat langsung diakomodasi secara langsung dalam kebijakan pemerintah sehingga masyarakat bisa langsung merasakannya” kata Dr. Mirwan***(dc)