Buka Bersama Keluarga PSPK UGM

Pada hari Kamis tanggal 2 September 2010 keluarga Pusat Studi Pedesaan dan Kawasan Universitas Gadjah Mada mengadakan acara buka bersama. Acara yang dimulai pukul 16.30 WIB tersebut dihadiri oleh seluruh anggota keluarga PSPK UGM, baik dari jajaran pimpinan, staf peneliti maupun karyawan. Acara diawali dengan sambutan oleh wakil ketua PSPK UGM, Drs Suharman, M.Si. Di dalam sambutannya, beliau mengajak semua hadirin untuk melakukan refleksi atas perjalanan lembaga selama satu tahun terakhir. Meski pada saat ini lembaga berada dalam suasana yang kurang kondusif akibat berbagai faktor eksternal yang ada di luar kemampuan lembaga untuk menanggulanginya, misalnya aturan pemerintah yang melarang kalangan perguruan tinggi untuk mengikuti tender, namun pak Harman mengajak semua hadirin untuk selalu optimis bahwa di masa yang akan datang PSPK akan tetap mampu mengukir prestasi. “Pada saat ini kita mengadakan acara berbuka puasa bersama dalam suasana penuh kesederhanaan, namun itu tidak akan mengurangi rasa syukur kita pada Allah yang selalu memberi berkah pada kita semua. dan kita yakin bahwa Allah akan selalu melimpahkan rahmatnya kepada kita semua dan juga kepada lembaga yang kita cintai ini”, kata pak Harman.

Sementara dalam tausiahnya, Prof. Dr. Ir. Mochammad Maksum, peneliti senior PSPK UGM dan ketua PB NU, mengajak para hadirin untuk memperbarui kembali pemahaman kita tentang makna ketakwaan. Mendasarkan pada salah satu ayat Al Qur’an, Prof Maksum memberikan pemahaman baru bahwa tanda orang takwa kepada Allah bukanlah orang yang dahinya tebal dan hitam karena rajin sholat, namun tanda orang tagwa adalah orang yang mampu menghargai adanya keanekaragaman dalam kehidupan ini, termasuk dalam beragama. Islam menjunjung tinggi dan menghargai pluralisme, yaitu paham bahwa di dunia ini ada kelompok lain yang berbeda dengan kelompok kita, dan kita wajib menghargai kelompok tersebut. Selain itu, tanda lain dari orang yang bertagwa adalah orang yang beriman kepada kitab-kitab yang telah diturunkan sebelum Al Qur’an. “Ini juga mengajarkan kepada kita semua bahwa kita tidak boleh menghilangkan berbagai kebaikan yang ada di dalam kitab terdahulu dan menghormati orang yang mengikuti ajaran yang termuat dalam kitab terdahulu.” kata Prof Maksum.

Selesai penyampaian tausiah, acara ditutup dengan doa penutup dan dilanjutkan dengan makan bersama seluruh haridin. Dalam suasana yang penuh keakraban seluruh hadirin menikmati hidangan yang telah disiapkan seraya mensyukuri betapa besar nikmat yang telah dilimpahkan Allah kepada kita semua.